Jika sebelumnya kita sudah belajar bagaimana mengkonfigurasi IP address secara manual, lalu bagaimana jika sebuah jaringan memiliki client yang sangat banyak? apakah masing2 client harus mengkonfigurasi IP addressnya sendiri2 secara manual, bagaimana mengetahui IP yang digunakan belum dipakai oleh client lain dalam jaringan karena jika terdapat IP yang sama maka akan terjadi IP conflict. Pastinya sangat sulit apalagi jika dalam jaringan itu terdapat ribuan atau jutaan client.
Oleh karena itu jaringan yang besar pasti menggunakan DHCP.. DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah layanan yang memberikan IP kepada client secara otomatis. Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP Client. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi susah-susah memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP Server, diantaranya range IP yg akan digunakan, lease period (lama IP tersebut dipinjamkan pada client), subnet dan netmask.
Kelebihan DHCP
1. Memudahkan dalam transfer data kepada PC client lain atau PC server.
2. DHCP menyediakan alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain. DHCP ini didesain untuk melayani network yang besar dan konfigurasi TCP/IP yang kompleks.
3. DHCP memungkinkan suatu client menggunakan alamat IP yang reusable, artinya alamat IP tersebut bisa dipakai oleh client yang lain jika client tersebut tidak sedang menggunakannya (off).
4. DHCP memungkinkan suatu client menggunakan satu alamat IP untuk jangka waktu tertentu dari server.
5. DHCP akan memberikan satu alamat IP dan parameter-parameter kofigurasi lainnya kepada client.
Untuk cara membangun dan mengkonfigurasi DHCP Server akan dibahas di sesi Administrasi Server dengan sistem operasi Debian.