Tulisan ini terinspirasi dari wejangan-wejangan almarhum ki dalang K.H Asep Sunandar Sunarya dalam beberapa lakon wayang goleknya.
"Beuki eces, beuki jentre pertela ngembang boled, kanca.. Kanyaah, kawelas, kaasih Pangeran dugi ka ebreh. Rohman, rohim, jabar, kohar, malik, kudus..
contona ningal manuk, ituh.. sing balelewer, nu mawa hakaneun sing galeleber, maksudna mah rek maraban anakna. Dititah ku saha eta manuk, kanca?? saha nungabejaannana??. Kabeh pada-pada ihtiar manusa keur maraban dirina, keur maraban anakna jeung pamajikannana.. yakin! ngurusna sang Robbuna. Luar biasa
Balik ka diri sorangan, panon teu ngahaja kawula ngiceupkeun.. teu milu ngagenut-genut jajantung, berjalanna ieu hirup kanca.. sadayana parasarujud kanu kagungan. Anu nepi ka ayeuna tina Fayakun ieu geus katingal sababaraha rupa, sababaraha warna, geus miliyaran rupa anu moal kapanggih ku manusa, ngan ukur ditembongkeun tanda-tanda kaagungannana kanca.. sihoreng ngamuara na mah dina hiji jenengan, nyaeta ALLAH. Mung Gusti nu kagungan abdi-abdi sadaya, nembe abdi nyaksi teu aya deui pangeran anu wajib disembah anging Salira Gusti.."
"Semakin jelas, semakin terlihat, sahabat.. cinta, kasih, dan sayang Tuhan tampak begitu jelas. Rohman, Rohim, Jabar, Kohar, Malik, Kudus..
Contohnya melihat burung, silih berterbangan mencari makan, yang membawa makanan ke sarangnya dengan maksud mau memberi makan anaknya. Disuruh siapa itu burung, sahabat?? siapa yang memberi tahunya??. Semua sama-sama ikhtiar, manusia untuk menghidupi dirinya, menghidupi anak dan istrinya. Yakin pada Sang Pencipta yang Maha mengurus dan memelihara segala sesuatu. Luar biasa.
Kembali pada diri sendiri, mata tidak sengaja saya mengedipkannya, jantung tidak sengaja saya mendetak-detakannya, semua bukan atas kehendak saya sendiri. Berjalannya hidup ini, semua patuh pada yang Maha Memiliki. Yang sampai sekarang dari "Fayakun" ini sudah terlihat berbagai bentuk dan warna. Sudah milyaran hal yang tidak akan manusia ketahui semuanya, hanya diperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya. Yang pada akhirnya bermuara pada satu nama yaitu Allah. Hanya Engkau yang memiliki kami semua yaa Allah, dengan ini saya bersaksi tidak ada lagi Tuhan yang wajib disembah selain Engkau"
Sadarkah kita bahwa tanda-tanda kaagungan Allah itu terlihat begitu jelas, tersebar dimana-mana, bahkan ada pada diri manusia itu sendiri. Dengan bertafakur (berfikir) kita bisa melihat tanda-tanda keagungan Allah itu.
Ada ratusan ayat dalam Al-quran yang ujungnya "Jika kamu berfikir" atau "Untuk orang-orang yang berfikir" dan berfikir selalu dikaitkan dengan keimanan.
Tafakur adalah suatu perenungan dengan melihat, menganalisa, meyakini secara pasti untuk mendapatkan keyakinan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah. Tafakur dalam Islam akan meningkatkan tauhid, keyakinan dan kepercayaan kepada Allah berdasarkan akal pikiran dan perasaan atau hati.
Imam Al-Ghazali berkata, “Ketahuilah bahwa semua yang ada di alam semesta, selain Allah, adalah ciptaan dan karya Allah Ta’ala. Setiap atom dan partikel, apapun memiliki keajaiban dan keunikan yang menunjukkan kebijaksanaan, kekuasaan, dan keagungan Allah Ta’ala. Mendata semuanya adalah sesuatu yang mustahil, karena seandainya lautan adalah tinta untuk menuliskan semua itu niscaya akan habis sebelum menuliskan sepersepuluhnya saja dari semua ciptaan dan karya-Nya.”
Pernahkah melihat pohon yang sudah lama tumbang, mati dan lapuk?? kemudian dari pohon yg sudah mati tersebut keluar jamur..
Atau getah karet yang keluar dari pohon karet, sehingga bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan yang berguna.
Maha benar Allah dengan segala firmannya..
" ... Anjeunna ngaluarkeun anu hirup tinu paeh, ngaluarkeun anu paeh tinu hirup ... "
" ... Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup ... "
(note: QS Al An’am: 95, QS Yunus: 31, dan disebutkan dalam ayat2 lain)
Lalu contoh yang lainnya adalah soal musim. Tulisan dibawah diambil dari sumber wan muhamad azmi.
Bagi kawasan yang berada di atas garis khatulistiwa dan tropika, kawasan tersebut mengalami beberapa perubahan musim. Antara Juni hingga Agustus, kawasan utara mengalami musim panas sedangkan kawasan selatan seperti Australia mengalami musim dingin.
Perubahan musim terjadi di kawasan tersebut kerana Bumi menerima kadar pencahayaan dari matahari dengan kadar yang berbeda. Berbeda dengan kawasan khatulistiwa dan tropika yang menerima cahaya matahari yang merata setiap tahun. Dua kawasan ini hanya mengalami perubahan musim kerana faktor jumlah hujan tahunan yang lebih dikenali sebagai monson.
Pada musim panas, kadar penerimaan cahaya matahari lebih banyak kerana pada saat itu kawasan bumi tersebut lebih dekat dengan matahari. Oleh karena itu siang menjadi lebih panjang sehingga menjangkau 16 – 17 jam.
Dalam keadaan normal, kadar masa siang dan malam adalah setara atau lebih kurang sama panjang. Tetapi pada musim panas, malam lebih singkat dan sebahagian waktu pada malam (antara pukul 7 – 9 malam) telah berada atau dimasukkan ke dalam waktu siang.
“Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati” (al-Hadid, 57: 6)
“Engkau Masukkan malam ke dalam siang dan Engkau Masukkan siang ke dalam malam. Dan Engkau Keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau Keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau berikan rezeki kepada siapa yang Engkai kehendaki tanpa perhitungan.” (Aali-Imran, 3: 27)
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir." (Al-Baqarah, 2: 164)